Merdeka Belajar

7 Komponen Kurikulum Merdeka Belajar

Asep Rois Asep Rois
Oktober 27, 2023
0 Komentar
Beranda
Merdeka Belajar
7 Komponen Kurikulum Merdeka Belajar

7 Komponen Kurikulum Merdeka Belajar: Misi Mewujudkan Pendidikan Berkualitas

Pendidikan berkualitas adalah hak setiap siswa yang harus dijamin dan disediakan oleh sistem pendidikan. 

Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan komponen Merdeka Belajar yang efektif. 

Salah satu pendekatan yang sangat relevan dalam konteks ini adalah Contextual Learning.

Contextual Learning adalah konsep yang penting dalam Kerangka Merdeka Belajar karena menginspirasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan mereka dengan kehidupan nyata. 

Konsep ini sangat sesuai dengan visi implementasi Kurikulum Merdeka.

7 Komponen merdeka belajar

Komponen Merdeka Belajar

Dalam mencapai misi Merdeka Belajar, ada sejumlah komponen yang memainkan peran penting. Contextual Learning adalah salah satu dari tujuh komponen utama yang harus diperhatikan:

1. Konstruktivisme

Konstruktivisme melibatkan siswa dalam aktif mengkonstruksi pengetahuan. 

Mereka menggabungkan informasi untuk membentuk konsep, dan kemudian berbagi serta menerapkan konsep tersebut dalam situasi nyata. 

2. Inquiry (Penemuan)

Konsep Inquiry membantu siswa dalam memahami transisi dari pengamatan ke pemahaman yang lebih mendalam. 

Ini mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang sangat berharga dalam proses belajar.

3. Pertanyaan

Siswa didorong untuk selalu bertanya ketika mereka tidak memahami sesuatu. 

Ini adalah langkah penting untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka.

4. Learning Community

Learning community melibatkan siswa dalam kolaborasi dan berbagi dengan orang lain. 

Belajar dalam kelompok atau komunitas akan memberikan pengalaman yang lebih kaya dibandingkan belajar sendiri.

5. Modelling

Konsep Modelling melibatkan penggunaan contoh atau model sebagai acuan. Guru bertindak sebagai fasilitator dan bukan satu-satunya sumber model.

6. Refleksi

Siswa diminta untuk merenungkan apa yang mereka pelajari, baik melalui pernyataan langsung, catatan, kesan, saran, dan metode lainnya.

7. Penilaian Autentik

Penilaian autentik digunakan untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa. Penilaian ini berbeda di setiap tingkat pendidikan.


4 Program Merdeka Belajar

Selain komponen-komponen tersebut, ada juga empat program inti yang harus diikuti dalam Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan:

1. Penyelenggaraan USBN

Penyelenggaraan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan dilakukan oleh pihak sekolah. 

USBN akan mencakup berbagai bentuk penilaian, seperti tes tertulis, portofolio, penugasan kelompok, dan lainnya. 

Ini memberikan lebih banyak kemerdekaan bagi guru dan sekolah dalam mengevaluasi kemajuan siswa mereka.

2. Penyelenggaraan UN

Mulai tahun 2021, Ujian Nasional akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Ini mencakup literasi, numerasi, dan pendidikan karakter. 

Hasil ujian ini tidak akan digunakan untuk seleksi siswa ke jenjang berikutnya, tetapi lebih sebagai alat untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP akan disederhanakan untuk memberikan guru lebih banyak fleksibilitas. 

Guru dapat memilih, membuat, dan mengembangkan format RPP dengan lebih efisien, meninggalkan hanya tiga komponen inti: tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.

4. Penerimaan Peserta Didik Baru

Sistem zonasi akan tetap digunakan dalam penerimaan peserta didik baru, tetapi dengan lebih banyak fleksibilitas untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. 

Proporsi penerimaan peserta didik baru dalam jalur zonasi akan ditentukan oleh pemerintah daerah setempat.

Secara keseluruhan, Merdeka Belajar adalah langkah penting dalam mewujudkan pendidikan berkualitas, dengan komponen dan program-programnya yang dirancang untuk memberikan siswa pengalaman pendidikan yang lebih bermutu. 

Program-program ini akan memberikan lebih banyak kemerdekaan kepada guru dan sekolah untuk membentuk masa depan pendidikan Indonesia.

Penulis blog

Tidak ada komentar