7 Komponen Kurikulum Merdeka Belajar: Misi Mewujudkan Pendidikan Berkualitas
Pendidikan berkualitas adalah hak setiap siswa yang harus dijamin dan disediakan oleh sistem pendidikan.
Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan komponen Merdeka Belajar yang efektif.
Salah satu pendekatan yang sangat relevan dalam konteks ini adalah Contextual Learning.
Contextual Learning adalah konsep yang penting dalam Kerangka Merdeka Belajar karena menginspirasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan mereka dengan kehidupan nyata.
Konsep ini sangat sesuai dengan visi implementasi Kurikulum Merdeka.
Komponen Merdeka Belajar
Dalam mencapai misi Merdeka Belajar, ada sejumlah komponen yang memainkan peran penting. Contextual Learning adalah salah satu dari tujuh komponen utama yang harus diperhatikan:
1. Konstruktivisme
Konstruktivisme melibatkan siswa dalam aktif mengkonstruksi pengetahuan.
Mereka menggabungkan informasi untuk membentuk konsep, dan kemudian berbagi serta menerapkan konsep tersebut dalam situasi nyata.
2. Inquiry (Penemuan)
Konsep Inquiry membantu siswa dalam memahami transisi dari pengamatan ke pemahaman yang lebih mendalam.
Ini mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang sangat berharga dalam proses belajar.
3. Pertanyaan
Siswa didorong untuk selalu bertanya ketika mereka tidak memahami sesuatu.
Ini adalah langkah penting untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka.
4. Learning Community
Learning community melibatkan siswa dalam kolaborasi dan berbagi dengan orang lain.
Belajar dalam kelompok atau komunitas akan memberikan pengalaman yang lebih kaya dibandingkan belajar sendiri.
5. Modelling
Konsep Modelling melibatkan penggunaan contoh atau model sebagai acuan. Guru bertindak sebagai fasilitator dan bukan satu-satunya sumber model.
6. Refleksi
Siswa diminta untuk merenungkan apa yang mereka pelajari, baik melalui pernyataan langsung, catatan, kesan, saran, dan metode lainnya.
7. Penilaian Autentik
Penilaian autentik digunakan untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa. Penilaian ini berbeda di setiap tingkat pendidikan.
4 Program Merdeka Belajar
Selain komponen-komponen tersebut, ada juga empat program inti yang harus diikuti dalam Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan:
1. Penyelenggaraan USBN
Penyelenggaraan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan dilakukan oleh pihak sekolah.
USBN akan mencakup berbagai bentuk penilaian, seperti tes tertulis, portofolio, penugasan kelompok, dan lainnya.
Ini memberikan lebih banyak kemerdekaan bagi guru dan sekolah dalam mengevaluasi kemajuan siswa mereka.
2. Penyelenggaraan UN
Mulai tahun 2021, Ujian Nasional akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Ini mencakup literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.
Hasil ujian ini tidak akan digunakan untuk seleksi siswa ke jenjang berikutnya, tetapi lebih sebagai alat untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP akan disederhanakan untuk memberikan guru lebih banyak fleksibilitas.
Guru dapat memilih, membuat, dan mengembangkan format RPP dengan lebih efisien, meninggalkan hanya tiga komponen inti: tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen.
4. Penerimaan Peserta Didik Baru
Sistem zonasi akan tetap digunakan dalam penerimaan peserta didik baru, tetapi dengan lebih banyak fleksibilitas untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah.
Proporsi penerimaan peserta didik baru dalam jalur zonasi akan ditentukan oleh pemerintah daerah setempat.
Secara keseluruhan, Merdeka Belajar adalah langkah penting dalam mewujudkan pendidikan berkualitas, dengan komponen dan program-programnya yang dirancang untuk memberikan siswa pengalaman pendidikan yang lebih bermutu.
Program-program ini akan memberikan lebih banyak kemerdekaan kepada guru dan sekolah untuk membentuk masa depan pendidikan Indonesia.
Tidak ada komentar